Begini penampakan pupuk bersubsidi palsu di Banyuwangi, hasilnya bikin kesel

- Sabtu, 1 Oktober 2022 | 04:54 WIB
Tata kelola dan distribusi pupuk bersubsidi oleh Kementan dinilai berpotensi korupsi. (Ilustrasi/Antony Trivet/Pexels)
Tata kelola dan distribusi pupuk bersubsidi oleh Kementan dinilai berpotensi korupsi. (Ilustrasi/Antony Trivet/Pexels)

BanyuwangiPedia.com - Kabar pupuk bersubsidi palsu di Banyuwangi kian santer di wilayah selatan. Banyak petani dan warga tertipu oleh ulah oknum tak dikenal yang menjual pupuk tersebut.

Sepintas, pupuk bersubsidi palsu itu memang seperti sama. Namun, dalam pembuktian ternyata hasilnya jelas berbeda.

"Kalau dilihat langsung, dipegang nggak ada bedanya yang asli dengan pupuk bersubsidi palsu ini," ungkap ST salah seorang petani di Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung.

Penampakan pupuk bersubsidi palsu itu baru terlihat saat digunakan. ST sempat membuktikan pupuk tersebut dengan pupuk bersubsidi yang asli.

Baca Juga: Beredar kabar pupuk bersubsidi palsu di Banyuwangi, ditanya penjualnya kabur

"Saya ambil sampel satu genggam pupuk bersubsidi jenis NPK dengan pupuk palsu itu. Saya rendam satu malam. Yang asli itu dingin, tapi palsu tidak. Setelah dua malam, NPK asli butirannya hancur, tapi yang palsu masih ada yang utuh," katanya.

Anehnya lagi, saat mengetahui pupuk bersubsidi itu tidak asli, ST membuangnya di pekarangan. Sisanya disiram ke tanaman cabe rawit miliknya. Hasilnya bikin kesel, justru tanamannya mati semua.

"Pertama itu, layu, kemudian menguning, rontok, kering dan mati. Itu tambah yakin kalau pupuk bersubsidi itu palsu," terangnya.

Sebelumnya, di wilayah selatan Banyuwangi marak beredar kabar pupuk bersubsidi di jual bebas. Penjualnya dengan cara random alias keliling dari kampung ke kampung.

Baca Juga: Pupuk bersubsidi langka, Fakta pupuk organik lebih ampuh, Petani harus coba

Penjualnya pun merupakan orang tidak dikenal yang mengaku sebagai kuli atau kawan dari kuli bongkar muat pupuk di Pelabuhan Tanjungawangi, Ketapang.

Begitu mudahnya warga atau petani tergiur rayuan sang penjual pupuk bersubsidi itu. Betapa tidak, petani hanya tau bagaimana cara mendapat pupuk demi nasib tanamannya yang memang butuh pupuk.

Harga satu sak berat 50 Kg pupuk bersubsidi jenis Urea dijual beragam. Rata-rata, oknum tersebut menjual dengan harga Rp 250 ribu.

Sebenarnya, harganya juga cukup mahal jika dibandingkan dengan pupuk bersubsidi jenis serupa yang dikisaran Rp 120 ribu per sak. Namun demikian, petani merasa senang karena kegelisahan selama ini mulai terobati.

Halaman:

Editor: Lutfia Maeky Permata

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kolaborasi Banyuwangi dan InSWA, Solusi Atasi Sampah?

Selasa, 20 Desember 2022 | 13:39 WIB

Terpopuler

X